.

Rabu, 18 Juli 2012

Destilasi Minyak Kayu Putih Di Desa Hunut Dusun Kate - Kate

Tanaman kayu putih (Melalauca leucadendron Linn.) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi industri minyak atsiri di Indonesia. Tanaman kayu putih merupakan salah satu tanaman penghasil produk hasil hutan bukan kayu yang memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan. Potensi tanaman kayu putih di Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku salah satunya di desa Hunut dusun Kate – kate. Tanaman kayu putih merupakan salah satu keluarga Myrtaceae dengan bentuk berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 30 meter tetapi tinggi rata – ratanya sekitar 12 meter.
Dari hasil yang  di dapatkan yaitu pada proses destilasi di daerah Hunut dusun kate – kate, tanaman minyak kayu putih mempunyai batang pohon tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Daun minyak kayu putih memiliki bentuk daun menyerupai daun akkasia. Dalam proses destilasi tersebut daun minyak kayu putih yang digunakan ialah daun minyak kayu putih yang berasal dari daerah Suli yang dibeli dengan harga Rp 700/kg dimana bahan yang digunakan dicampur antara yang layu dan yang segar. Berdasarkan hasil wawancara bahwa daun yang dipetik biasanya disimpan 4 – 5 hari. Selain itu daun minyak kayu putih tidak boleh ditaruh dibawa sinar matahari karena akan menguap jadi diangin-anginkan saja serta jika daun yang penyimpanannya disimpan didalam karung maka akan mengalami proses hidrolisis yang akan mempengaruhi kandungan minyak. Mutu minyak kayu putih yang baik ialah minyak yang menetes pada 3 – 4 jam setelah tetesan pertama.
Dalam proses destilasi jumlah daun minyak kayu putih yang digunakan ialah sebanyak 250 kg yang pada penanganannya harus diacak – acak agar daun minyak kayu putih tersebut tidak menggumpal pada saat pemasukkan daun ke ketel sehingga proses destilasi berjalan dengan baik. Disamping itu, pada penanganan daun minyak kayu putih ini tidak dilakukan pelayuan dan pengecilan ukuran pada minyak kayu putih disebabkan karena akan memperlambat waktu yang dibutuh untuk dilakukannya proses destilasi.
Dalam praktek di daerah Hunut ini, digunakan air destilasi yang berasal dari kali didekat tempat praktek tersebut. Air tersebut diambil menggunakan pipa dimana pada air didekat kali tersebut bersih dan jernih. Dalam proses destilasi ini mengunakan air sebanyak 40 gayung.
Alat destilasi yang digunakan terbuat dari stainless steel dikarenakan bahan tersebut tidak mudak mengalami pengkaratan serta tidak mempengaruhi kualitas dari minyak kayu putih tersebut. Pada proses destilasi itu sendiri membutuhkan waktu 9 jam dengan 3 jam pemanasan dan 6 jam ialah proses pelelehan minyak. Daun minyak kayu putih sebanyak 200 kg dimasukkan kedalam ketel yang telah dimasukkan air sebanyak 40 gayung dengan angsang sebagai pemisah antara air dan daun kayu putih tersebut. Setelah itu api dinyalakan dengan kayu sebagai bahan bakar proses destilasi. Api sangat berpengaruh dalam proses destilasi ini karena dengan api yang menyala dengan baik ini akan mempercepat proses destilasi tersebut. Setelah proses destilasi berjalan, daun kayu putih akan mengalami penguapan yang disebabkan oleh adanya panas dari uap air sehingga komponen kayu putih yaitu cineol terangkat oleh adanya proses penguapan tersebut. Sesudah komponen – komponen tersebut terangkat, maka setelah itu mengalami proses pendinginan dengan adanya kondensor. Kondensor ini juga terbuat dari stainless steel dan mempunyai pipa kondensor berbentuk spiral. Hasil tetesan akan ditampung di sebuah wadah dimana air dan minyak terpisah diakibatkan massa jenis air lebih berat sehingga air diatas dan minyak dibawah. Minyak yang dihasilkan ini tergantung juga pada cuaca, ketika hujan minyak yang dihasilkan biasanya paling tinggi ialah 1800 kg sedangkan pada musim panas bisa mencapai 2000 kg dikarenakan pada waktu hujan daun minyak kayu putih memiliki kadar air yang banyak.
Dari Hasil yang didapatkan, minyak kayu putih di desa hunut dusun kate - kate memiliki rendemen sebesar 1,6 dengan jumlah bahan 250 kg sedangkan pada SNI telah ditentukan untuk rendemen untuk 100 kg 1,5. jdi kesimpulannya ialah minyak kayu putih tersebut kurang baik.