Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan. Dalam pertanian hal ini sangat penting. Keberadaan
wadah atau pembungkus dapat membantu dalam mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi bahan pangan yang ada didalamnya, dimana perlindungan dibutuhkan
terhadap bahaya pencemaran seperti gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Tujuan
Pengemasan
- Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.
- Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.
- Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
- Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
- Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
- Mendukung perkembangan makanan siap saji.
- Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.
Fungsi
lain pengemasangan adalah untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk
industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam pengangkutan dan
distribusi. Sedangkan dari segi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi
sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Dengan demikian bentuk, warna dan
dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya. Kemasan secara
alami telah terbentuk seperti jagung, buah-buahan yang terbungkus kulitnya,
dll. Secara tradisional digunakaan bahan alam untuk dipakai sebagai wadah
pembungkus.
Pada
dunia industri modern, dikenal kemasan yang bervariasi seperti kemasan dengan
variasi atmosfir, kemasan transportasi dengan suhu rendah, dll. Kemasan terbuat
dari berbagai bahan dasar diantaranya : kemasan gelas, kemasan karton dan
kertas, kemasan kayu, kemasan logam, kemasan plastik, kemasan aseptik.
Dalam
proses pengemasan dan penyimpanan bahan pangan sering terjadi penyimpangan mutu
produk. Penyimpangan mutu bahan pangan dan produk olahan adalah penyusutan
kualitatif dimana bahan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga menjadi
tidak layak lagi untuk dikonsumsi manusia. Bahan pangan dikatakan rusak apabila
telah mengalami perubahan cita rasa, penurunana nilai gizi atau tidak aman lagi
untuk dimakan karena dapat mengganggu kesehatan.
Pengemasan
sebagai bagian intergral dari proses produksi dan pengawetan bahan pangan dapat
pula mempengaruhi mutu seperti antara lain :
(a). Perubahan fisik dan kimia
karena migrasi zat-zat kimia dari bahan kemas (monomer plastik, timah putih,
korosi),
(b). Perubahan aroma (Flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh
perpindahan uap air dan oksigen.
Interaksi
bahan pangan atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang
merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain :
1. Interaksi massa :
-
Kontaminasi
mikrobia (jamur, bakteri, dll).
-
Kontaminasi
serangga.
-
Penambahan air
atau menguapnya air.
-
Benturan /
gesekan.
2. Interaksi cahaya :
-
Oksidasi terhadap
lemak, protein, vitamin, dll.
3.
Interaksi panas :
-
Terjadi gosong,
perubahan warna.
-
Rusaknya nutrisi,
case hardening dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar